userberrygood

kita

#KITA


Suara gesekan biola yang memenuhi ruang teater usang menciptakan gema yang sangat merdu, melodi yang dimainkan terdengar tegas dan sedikit menyayat hati.

Tampak seorang lelaki berdiri diatas panggung memainkan biola itu dengan lihai, jari-jari tangannya berpindah memainkan chords yang sesuai, raut wajahnya terlihat sangat mendalami permainan biola itu, tanpa disangka seseorang yang sedari tadi memperhatikannya masuk ke dalam ruang teater tersebut, duduk diantara kursi penonton yang berdebu hanya untuk melihat sang pemain biola.

Gesekan terakhir telah selesai, sang pemain membuka matanya tampak satu bulir air mata yang turun entah mengapa sang menonton juga dapat merasakan emosi yang dikeluarkan.

Wow, aku bahkan tak tau kau bisa bermain biola sebagus ini, permainanmu sungguh berkembang sejak aku pergi.” itu Azriel, lelaki jangkung yang sedari tadi diam-diam melihat penampilan biola di ruangan tersebut.

Ia beranjak dari kursinya lalu langsung memeluk sang pemain biola di atas panggung.

“K- kau... sejak kapan kau ada disini?!” yang lebih kecil melepaskan pelukan secara paksa- itu Sena, lelaki yang sedari tadi menggesekkan biolanya dengan lihai sehingga membentuk melodi yang indah.

“Hei tenanglah, aku ada disini sejak... sejak datang ke sekolah ini, dan aku melihat ke tempat ini. Tempat dahulu yang kita sering tempati, tempat kita berdua berbagi cerita dan tertawa bersama, tempat dimana kau akan berjanji kepadaku jikalau nanti kau akan bermain biola dengan lebih baik saat aku sembuh. Dan disinilah aku sekarang, tepat di depanmu, dengan kondisi yang lebih sehat dan juga kemampuan bermain biolamu yang meningkat”

Azriel menatap Sena dalam, ia memegang kedua lengan yang lebih kecil-

“Bukankah ini yang kau mau? Ini sudah sesuai dengan harapanmu bukan?” tanyanya tegas.

Sena memalingkan muka, ia melepas tangan Azriel

“Tidak setelah kau meninggalkanku secara tiba-tiba, tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar, kemana saja kau selama ini huh?”

Raut wajah Sena berubah menjadi suram, tampak ia sedang menahan air matanya yang sudah berada di pelupuk mata.

“Maaf.. maafkan aku, maaf aku tidak memberitahumu dahulu” Azriel tertunduk

“Maaf aku terlalu ceroboh telah meninggalkanmu tanpa ada kabar, aku pergi untuk berobat mungkin kau juga akan terkejut jika mengetahui aku collapse karena penyakitku saat itu”

Sena menghela nafas “Memang itu yang aku inginkan dahulu... Tapi untuk sekarang, aku tidak bisa menerimamu lagi Iel, karena aku... karena aku sudah punya kekasih baru...”

Sena menatap Azriel dengan mata sembabnya lalu pergi membawa biolanya keluar dari ruang teater.

“Sena... setelah penantianku selama 3 tahun.. kau meninggalkanku..” Azriel terduduk lemas, ia tidak percaya 3 tahun yang akan ia tunggu-tunggu telah hancur, ia mulai menangis dalam diam, di ruang teater yang dingin dan usang, kesedihan terpancar dari tangisannya.

END . . . . . . . . . . . . . . . . .

Tapi boong:D

“Cut!” Suara sutradara menginterupsi

“Kerja bagus Riki, sekarang istirahat dulu ya?” Ucap sang sutradara yang membuat Riki- atau Nisimura Riki berdiri dari duduknya sembari mengusap air matanya yang keluar

“Gimana tadi actingku keren ga?” tanyanya sambil menghampiri lelaki mungil berambut hitam.

“Ini kamu minta aku puji apa gimana?” Sunoo

“Eiy jangan malu gitu dong sama pacar sendiri” Riki memukul pelan lengan Sunoo

“Tapi kita udah putus, kamu ninggalin aku 3 tahun tanpa kabar huu” jawab Sunoo ketus

“Hei itu kan beda orang, bukan Riki sama Sunoo, tapi Azriel sama Sena!” protes yang lebih tinggi, kekehan kecil terdengar dari yang lebih kecil

“Hahahaha iya iya itu beda orang, biar yang jadi sad boy Azriel kalo kamu jangan jadi sad boy juga” Sunoo mencubit pipi Riki pelan

Riki tersenyum, “Ayo kita buat harapan, kalo kita bakal terus bersama- bersama sebagai Riki dan Sunoo, bukan sebagai Azriel dan Sena yang kisah cintanya berakhir tragis huhuhu”

Riki mulai berakting mengelap air matanya yang bahkan tidak keluar, senyuman lebar terukir di wajah Sunoo, keduanya berpegangan tangan sambil melihat hasil rekaman adegan sedih tadi.

END

(Ini beneran end wkwkwk)