Sore itu langit terlihat cerah, Jake yang telah sampai di pantai langsung menghampiri Sunghoon yang duduk menekuk lutut sambil mengamati serius ombak yang menyapu kakinya saat itu.
Jake mengamati teman dekatnya yang terduduk diam diatas pasir pantai yang putih, ah- ia lalu tersadar sudah berapa lama ya ia jatuh pada sosok ini, cara Sunghoon berbicara, cara Sunghoon tertawa, dan yang paling indah adalah ketika Sunghoon menari elok diatas lapisan es di ice rink yang faktanya sangat memikat mata dan juga hati Jake selama beberapa tahun terakhir. Ya Sunghoon merupakan salah satu atlit ice skating yang terkenal, sementara Jake mempunyai toko roti yang lumayan laris warisan keluarganya.
Sunghoon menoleh dan mendapati Jake yang masih berdiri mematung disana.
“Ngapain lo disana, sini duduk” ia menepuk tempat kosong disebelahnya.
“Eh ngga kok, gue cuma kepikiran sesuatu haha”
Jake lalu duduk tepat disebelah Sunghoon, ini hal yang biasa dilakukan oleh dua anak adam di pinggir pantai saat musim panas sambil mengamati deburan ombak yang menyapu pasir pantai.
“Apa yang lo suka dari pantai?” Sunghoon bertanya
“Tiba-tiba?” Jake menoleh dan Sunghoon hanya mengendikkan bahunya
“Ya gue kepikiran aja, udah 14 tahun kita tiap musim panas selalu nyempetin kesini dan anehnya kita ga pernah bosen.” Sunghoon tersenyum memperlihatkan dimple mungilnya.
Jake menghembuskan nafas lalu tersenyum simpul “Suara ombak dan angin disini enak, gue merasa tenang kalo disini rasanya spesial banget”
'Apalagi gue kesini selalu sama lo Sunghoon, lo yang spesial bagi gue' – Lanjutnya dalam hati
Sunghoon menjentikkan jarinya “Gue setuju banget, suasana di pantai ini tenang banget, mungkin karena emang ga banyak pengunjung disini kali ya, terus langit yang biru selaras sama warna pantai bikin gue nyaman banget disini”
“Bukannya kalo lo di ice rink juga ngerasain hal yang sama?” tanya Jake
Sunghoon menggelengkan kepala “Satu hal yang ga bisa gue dapetin di ice rink. Kehangatan- gue harus bisa lawan rasa dingin gue kalo lagi perform diatasnya, kalo disini beda, nyaman, tenang, dan hangat jadi satu”
Ah Jake paham sekarang mengapa Sunghoon sangat menantikan musim panas dan mengajaknya sekedar duduk santai di pinggir pantai seperti ini.
Kalo boleh jujur rasanya Jake ingin berbicara tentang perasaanya, namun ia tak ingin menghancurkan pertemanan mereka selama ini, dan juga biarlah musim panas dan pantai yang akan jadi bukti tentang perasaannya. (Hei ayolah Jake kamu belum coba dan kamu juga belum tau jawaban Sunghoon kan?)
Sunghoon tersenyum saat melihat dua anak yang berlari mengejar bola,
“Mirip lo dulu hahaha” tunjuknya
Jake mencebik “Ish mana ada mirip”
“Mirip loh, inget ga dulu kita pertama kali ketemu disini lo juga main bola. Terus bola lo kebawa ombak lo nangis te-”
“IHH SUNGHOON JANGAN DICERITAIN GUE MALU BANGET WAKTU ITU!!!” Jake mencipratkan air laut untuk membuat Sunghoon diam
Oknum yang mengusilinya hanya tertawa lalu beranjak dari duduknya.
“Gue harap kita bisa begini lebih lama, ya ga sih Jake?” Sunghoon menoleh kearah Jake
“Huh? maksudnya?”
'Please wait me a little longer' – Batin Sunghoon
Sunghoon menggelengkan kepala dan tersenyum jail,
“Lo curang ah bikin gue basah lo sendiri masih kering” Sunghoon mencipratkan air kepada Jake lalu berlari meninggalkanna, yang dijaili juga tak tinggal diam, ia ikut berlari mengejar Sunghoon.
Musim panas, dimana matahari bersinar terik menerangi bulir-bulir pasir pantai dan juga deburan ombak dengan angin yang berhembus pelan ini menjadi saksi bisu kisah dua insan yang tidak mampu untuk menyatakan perasaannya selama ini, entah hal apa yang akan terjadi di musim panas kedepannya.